Selasa, 13 Januari 2015

cara mengembangkan karakteristik siswa dalam bidang kreativitas

Karakteristik Perkembangan dalam bidang kreativitas
Karakteristik yang menonjol dalam perkembangan moral remaja adalah bahwa sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi yang mulai mencapai tahapan berfikir operasional formal, yaitu mulai mampu berpikir abstrak dan mampu memecahkan masala-masalah yang bersifat hipotetis maka pemikiran remaja terhadap suatu permasalahan tidak lagi hanya terikat pada waktu, tempat, dan situasi, tetapi juga pada sumber moral yang menjadi dasar hidup mereka (Gunarsa,1988).
Perkembangan pemikiran moral remaja dicirikan dengan mulai tumbuh kesadaran akan kewajiban mempertahankan kekuasaan dan pranata yang ada karena dianggap sebagai suatu yang bernilai, walau belum mampu mempertanggung jawabkannya secara pribadi (Monks, 1988). Perkembangan moral remaja yang demikian, jika meminjam teori perkembangan moral dari Kohlberg berarti sudah mencapai tahap konvensioanl. Pada akhir masa remaja seseorang akan memasuki tahap perkembangan pemikiran moral yang disebut tahap pascakonvensional ketika orisinilitas pemikiran moral remaja sudah semakin jelas. Pemikiran moral remaja berkembang sebagai pendirian pribadi yang tidak tergantung lagi pada pendapat atau pranata yang bersifat konvensional.
Melalui pengalaman atau berinteraksi social dengan orang tua, guru, teman sebaya atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas remaja sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia anak. Mereka sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan.
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Remaja berprilaku bukan hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi psikologis (rasa puas dengan adanya penerimaan dan penilaian positif dari orang lain tentang perbuatannya).
ada beberapa jalur salah satunya kreativitas
Kreatifitas Siswa
a.    Pengertian Kreativitas
Kata kreatifitas berasal dari “create” yang berarti pandai mencipta. Dalam pengertian yang lebih luas, kreativitas berarti suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas berfikir.
Menurut Hurlock (2005: 4), “Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya”. Nana Syaodih (2005:104)  mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. Hal baru itu tidak perlu sesuatu yang sama sekali unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan yang sebelumnya. Jadi hal baru itu sesuatu yang sifatnya inovatif.
Rhodes yang dikutip dalam Utami Munandar (2002:25) menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person ), proses ( process ), dorongan ( press ), dan produk ( product ).
Rhodes menyebut keempat jenis definisi kreativitas ini sebagai Four P’s of Creativity . Berikut beberapa definisi tentang kreativitas menurut para pakar:
1. Pribadi
Menurut Hulbeck “creativity is an imposing of one’s own whole personality on the environment in a unique and characteristic way”. Tindakan kreatif muncul dari keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi tentang kreativitas yang juga menekankan aspek pribadi diberikan Sternberg dalam “three facet model of creativity”, yaitu “kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
2. Proses
Definisi tentang proses kreatif dari Torrance pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu:
“The process of (1) sensing difficulties, problem, gaps in information, missing elements, something asked; (2) making guesses and formulating hypotheses about these deficiencies; (3 )evaluating and testing these guesses and hypotheses; (4) possibly revising and retesting them; and finally (5) communicating the results”
b.      Ciri- Ciri kepribadian kreatif
Csikszentmihalyi dalam Utami Munandar (2002:51) mengemukakan sepuluh ciri-ciri kepribadian kreatif, antara lain sebagai berikut:
1. Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bisa tenang dan rileks, bergantung pada situasinya.
2. Pribadi kreatif, cerdas dan cerdik, tetapi pada saat yang sama mereka juga naif. Di satu pihak mereka mempunyai kebijakan ( wisdom ), tetapi juga bisa seperti anak-anak ( childlike ). Insight yang mendalam dapat tampak bersama-sama dengan ketidakmatangan emosional dan mental. Mereka dapat berfikir konfergen dan difergen.
3. Ciri-ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi antara sikap bermain dan disiplin. Kreativitas memerlukan kerja keras, keuletan, dan ketekunan untuk menyelesaikan suatu gagasan atau karya baru dengan mengatasi rintangan yang sering dihadapi.
4. Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas. Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan dengan masa lalu. 
5. Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi. Seseorang perlu dapat bekerja sendiri untuk dapat berkreasi, tetapi juga penting baginya untuk bertemu dengan orang lain, bertukar pikiran, dan mengenal karya-karya orang lain.
6. Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama. Mereka puas dengan prestasi mereka tetapi biasanya tidak terlalu ingin menonjolkan apa yang telah mereka capai, dan mereka juga mengakui adanya faktor keberuntungan dalam karier mereka. Mereka lebih berminat terhadap apa yang masih mereka lakukan.
7. Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin). Lepas dari kedudukan gender, mereka bisa sensitif dan asertif, dominan dan submisif pada saat yang sama.
8. Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang, tetapi di lain pihak mereka bisa tetap tradisional dan konservatif. Bagaimanapun, kesediaan untuk mengambil risiko dan meninggalkan keterkaitan pada tradisi juga perlu.
9. Kebanyakan orang kreatif sangat bersemangat bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat objektif dalam penilaian karyanya. Tanpa semangat seseorang bisa kehilangan minat terhadap tugas yang sangat sulit, tetapi tanpa objektivitas, karyanya bisa menjadi kurang baik dan kehilangan kredibilitasnya.
10. Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering membuatnya menderita jika mendapat banyak kritik dan serangan terhadap hasil jerih payahnya, namun disaat yang sama ia juga merasakan kegembiraan yang luar biasa.
Menurut Utami Munandar dalam Reni Akbar Hawadi dkk. (2001:5-10) menjabarkan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif sebagai berikut:
1. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (Aptitude)
a. Keterampilan berpikir lancar yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
b. Keterampilan berpikir luwes (Fleksibel) yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalahdari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atauarah yang berbeda-beda, mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
c. Keterampilan berpikir rasional yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, mampu membuat kombinasi-kombinasi yangtidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
d. Keterampilan memperinci atau mengelaborasi yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan atausituasi sehingga lebih menarik.
e. Keterampilan menilai (mengevaluasi) yaitu menentukan patokanpenilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suaturencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya.
2. Ciri-ciri Afektif (Non-aptitude)
a. Rasa ingin tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang,objek dan situasi, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.
b. Bersifat imajinatif yaitu mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, menggunakan khayalan dan kenyataan.
c. Merasa tertantang oleh kemajuan yaitu terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
d. Sifat berani mengambil resiko yaitu berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak konvensional atau yang kurang berstruktur.
e. Sifat menghargai yaitu dapat menghargai bimbingan dan pengarahandalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yangsedang berkembang Biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, mempunyai kegemaran dan menyukai aktivitas yang kreatif. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) daripada anak-anak pada umumnya, artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan kritik dan ejekan orang lain. Mereka pun tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui orang lain. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan atau menyimpang dari tradisi.
e.       Manfaat kreativitas
Kreativitas sangat penting dalam hidup, maka dari itu kreativitas perlu dipupuk sejak dini dalam diri peserta didik. Utami Munandar (2002:43) mengemukakan alasan pentingnya kreativitas antara lain:
1. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
2. Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan.
3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan, tetapi terlebih-lebih juga memberikan kepuasan kepada individu. Dari wawancara terhadap tokoh-tokoh yang telah mendapat penghargaan karena berhasil menciptakan sesuatu yang bermakna yaitu para seniman, ilmuwan dan para inventor, ternyata faktor kepuasan ini amat berperan, bahkan lebih dari keuntungan material semata-mata.
4. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitaas hidupnya. Dalam era pembangunan ini, kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan, dan teknologi baru. Untuk mencapai hal ini, sikap, pemikiran dan perilaku kreatif harus dipupuk sejak dini.
f.       Faktor-faktor pendorong kreativitas
Kesempatan untuk belajar kreatif ditentukan oleh banyak factor antara lain sikap dan minat siswa, guru orang tua, lingkungan rumah dan kelas atau sekolah, waktu, uang dan bahan-bahan (Conny Seniawan, dkk. 1990).
Menurut Amabile (1989) dalam Munandar (2004: 113-114) .Ada beberapa factor yang mempengaruhi kreativitas belajar siswa :
a. Sikap orang tua terhadap kreativitas anak Sudah lebih dari tiga puluh tahun pakar psikologis mengemukakan bahwa sikap dan nilai orang tua berkaitan erat dengan kreativitas anak jika kita menggabung hasil penelitian dilapangan dengan teori-teori penelitian laboratorium mengenai kreativitas dengan tes psikologis kita memperoleh petunjuk bagaimana sikap orang tua secara langsung mempengaruhi kreativitas anak mereka. Ada beberapa faktor yang menentukan kreativitas anak ialah :
- Kebebasan
Orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cenderung mempunyai anak kreatif. Mereka tidak otoriter, tidak selalu mau mengawasi dan mereka tidak terlalu membatasi kegiatan anak.
 - Aspek
Anak yang kreatif biasanya mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka dan mengharagai keunikan anak 
- Kedekatan emosional
Kreativitas anak dapat dihambat dengan suasana emosional yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan dan terpisah.
- Prestasi 
Prestasi bukanlah angka. Orang tua anak yang kreatif menghargai prestasi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya dalam menghasilkan karya-karya yang baik. 
- Menghargai Kreativitas  Anak yang kreatif memperoleh dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.


1 komentar: